Welcome To My Blogs

I HOPE YOU LIKE EVERYTHING AT MY BLOG


ENJOY IT !!!!


(^_^)

Rabu, 26 Oktober 2011

Mengidentifikasi Masalah Sosial Beserta Solusinya


              






               Identifikasi Masalah Sosial Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain : a. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll. b. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll. c. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb d. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

(*) Kemiskinan
Kemiskinan bukan masalah baru lagi di negara ini ataupun di negara lain. Hal ini bisa kita lihat dan kita buktikan bahwa masalah kemiskinan masih banyak merajalela di negara- negara besar sekalipun. Kemiskinan juga merupakan salah satu masalah yang sampai saat ini masih susah di hadapi. Perbedaan yang mencolok dari orang yang kaya dan miskin sangatlah besar. Di negara kita seseorang yang kaya akan menjadi sangat kaya dan yang miskin masih akan miskin atau bertambah miskin. Hal ini bisa terjadi karena tidak adanya pemerataan yang sesuai yang dilakukan oleh pemerintah atau pribadi seseorang. Faktor sulit mencari pekerjaan juga menambah faktor kemiskinan di negara ini. Selain itu biaya kebutuhan pokok yang sangat mahal tidak sesuai dengan pemasukan biaya setiap pribadi seseorang. Solusi yang bisa di berikan untuk mengatasi kemiskinan ini adalah bahwa kita harus mawas diri jika kita mempunya harta yang lebih untuk sedikit membagikannya kepada orang lain yang membutuhkan. Pemerintah juga harus ambil bagian, dan ini sangat wajib di lakukan dengan cara menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak agar orang- orang tidak ada yang menganggur, karena pengangguran juga awal dari sebuah kemiskinan. Setelah itu menimbang- nimbang harga di setiap kebutuhan primer,sekunder,tersier yang di butuhkan oleh setiap masyarakat dimana yang harus naik atau tidak. Karena kebutuhan setiap orang berbeda maka dari itu kita pun harus menyesuaikannya. Menghilangkan mencoloknya batas antara kemiskinan dan yang kaya agar tidak terjadi kecemburuan sosial.

(*) Kebodohan
Kebodohan adalah sesuatu hal yang sangat mengerikan di dunia ini. Bahkan jika di setiap negara terjadi kebodohan yang sangat besar hal ini akan berdampak buruk bagi negara tersebut. Kebodohan di sebabkan karena tidak adanya pemerataan dalam hal pendidikan. Kita juga tidak bisa mengganggap hal ini dengan remeh. Solusi yang bisa diberikan untuk masalah kebodohan ini adalah adanya pemerataan pendidikan di kota ataupun di daerah. Pendidikan didaerah seringkali tertinggal karena kurangnya sarana informasi ataupun yang lainnya. Banyak orang yang pintar di dalam negeri juga lari keluar negeri karena mereka merasa tidak dihargai oleh negeri sendiri. Hal ini  juga berdampak besar dalam kebodohan. Kebodohan biasanya terjadi ataupun banyak di kalangan masyarakat kalangan bawah. Di desa pada umumnya banyak sekali masyarakat yang tidak bisa menulis atau membaca di karenakan tidak adanya sarana seperti buku ataupun pengajar.  Pengajar pun enggan untuk mengajari mereka yang ada di desa karena beranggapan upah yang diterima sangat kecil dibanding di perkotaan, oleh karena itu, sebisa mungkin pemerintah menyediakan sekolah- sekolah gratis bagi mereka yang kurang mampu untuk bersekolah. Untuk para tenaga pengajar pun sebaiknya adanya kerelaan untuk mengajar walaupun upah yang di terima sedikit ataupun tidak di bayar sama sekali. Salah satu hal yang membuat sebuah negara hancur adalah Kemiskinan dan Kebodohan.  

Pemerataan dan Kualitas Pendidikan Di Indonesia



             Menginjak abad ke-19, dimulailah suatu kajian umum tentang apa yang dinamakan sebagai pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk adalah suatu kajian mengenai baik statistik laju pertumbuhan itu sendiri ataupun social impact yang mungkin terjadi daripadanya. Mengenai laju statistik itu sendiri interval pertumbuhan dari tahun 1930-1960 mencetak angka 1%, sedangkan tahun 1960-sekarang interval itu mencetak angka 2% (lihat: Iskandar N., Does Sampurno “Masalah Pertumbuhan di Indonesia“). Penduduk dunia pada tahun 2011 diperkiran sudah menginjak angka 8 milliar.  Percepatan laju jumlah penduduk mungkin saja dipengaruhi beberapa hal, salah satunya adalah dengan semakin majunya teknologi di bidang medis dimana semakin banyak ditemukan pengobatan untuk penyakit yang dulunya merupakan sebuah epidemik. Hal lain yang mempengaruhi laju jumlah penduduk secara geopolitis adalah dikarenakan pasca Perang Dunia II, sudah tidak ada perang frontal yang dapat berdampak langsung pada laju pertumbuhan penduduk dunia.
               Namun, pertumbuhan penduduk yang sedemikian rupa (biasa disebut Baby Booming) tidak berarti tidak memunculkan masalah baru untuk dihadapi oleh komunitas dunia. Setelah terjadinya Baby Booming, barulah disadari bahwa pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor penting untuk munculnya masalah sosial ekonomi yang mungkin terjadi. Salah satu masalah pelik yang muncul dari peledakan jumlah penduduk dapat dirasakan pada sektor pendidikan. Masalah ini biasa dirasakan oleh negara berkembang yang memiliki kuantitas penduduk yang cukup mencengangkan, sebut saja Indonesia, India, dan negara-negara di benua Afrika.
              Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa. Masalah pendidikan adalah salah satu masalah bangsa yang tidak pernah tuntas dibahas dari era revolusi sampai era reformasi. Kesalahan pada kebijakannya kah, pengeksekusi kebijakannya kah, atau warga negaranya sendiri, tidak ada yang bisa menjawab. Satu yang bisa dipahami secara gamblang bahwa pendidikan di Indonesia tidaklah merata walaupun sudah diciptakan suatu standar pendidikan. Sebagai contoh kecil, jumlah sekolah dasar dan menengah tentulah berbeda antara di provinsi DKI Jakarta dan Sumatera Utara. Atau contoh lainnya, tentulah kualitas pendidikan yang dapat diberikan oleh universitas di Pulau Jawa berbeda dengan fasilitas pendidikan yang dapat diberikan oleh universitas yang berada di Pulau Kalimantan.
Konstitusi dasar Republik Indonesia menetapkan bahwa seminimal-minimalnya 20% dari APBN haruslah dialokasikan kepada sektor pendidikan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang besar tidak pernah mencicipi anggaran 20% seperti yang tertulis di konstitusinya. Agak miris jika dibandingkan dengan tetangga kita yang lebih kecil seperti Singapura atau Brunei Darussalam.
Masalah ini, bahwasanya masih diperbincangkan hingga saat ini. Sudahlah tentu, pemerintah sebagai suatu badan eksekutif harus merealisasikan pemerataan pendidikan.

              Kesimpulan yang dapat saya ambil dari pendidikan di Indonesia sekarang adalah bahwasanya kita sebagai warga negara Indonesia harus berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan pemerataan pendidikan di Indonesia. Karena pada dasarnya pendidikan adalah sesuatu hal yang penting bagi kehidupan setiap warga negara di Indonesia.



source : http://putudilarse.wordpress.com/2011/10/05/isd-paper-pemerataan-dan-kualitas-pendidikan-di-indonesia/
             www.google.com/simpsonspicture

Peranan Keluarga Dalam Membentuk Kepribadian Anak


              

              Lingkungan memiliki peran penting dalam kepribadian anak. Khususnya lingkungan keluarga. Kedua orang tua adalah pemain peran penting ini. Lingkungan keluarga adalah sebuah awal kehidupan bagi setiap manusia. Dikarenakan bahwa pentingnya pengaruh keluarga dalam pendidikan anak dalam beberapa masalah seperti masalah aqidah, budaya, norma, emosional dan sebaginya. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya dan tidak lepas dengan etika dan penyampaian sesuatu dari kedua orang tua tersebut.

              Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga.

(*) Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak


1. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya.
Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, maka
Saat mereka terkena masalah di dalam atau di luar kehidupan atau lingkungan keluarga, mereka bisa mengatasinya dengan baik karena ada dukungan kasih sayang dan cinta dari kedua orangtuanya.

2. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak.
Hal ini dapat membantu anak menjadi lebih kreatif dan berfikir secara dewasa,logis dan bijaksana. Karena lingkungan berdampak besar terhadap siklus perkembangan anak.

3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak.
Saling menghormati artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif sekaitan dengan kepribadian dan perilaku mereka serta menciptakan kasih sayang dan keakraban, dan pada waktu yang bersamaan kedua orang tua harus menjaga hak-hak mereka yang terkait dengan diri mereka dan orang lain. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga mau menghormati sesamanya.

4. Mewujudkan kepercayaan.
Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak-anak berarti memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan yakin dengan kemampuannya sendiri. Dengan membantu orang lain mereka merasa keberadaannya bermanfaat dan penting.


5. Mengadakan perkumpulan dan rapat keluarga.
Hal ini di maksudkan agar ada keterkaitan atau hubungan lebih khusus antara orangtua dan anak. Momen ini juga bisa di gunakan untuk saling tanya jawab, bercerita tentang masalah atau kejadian yang menarik bagi diri anak maupun orangtua. Seperti sesi curhat. Hal ini juga bisa lebih mendekatkan hubungan orangtua dan anak. Psikis yang di terima oleh anak pun menjadi bagus daripada tidak mengadakan perkumpulan keluarga sama sekali.

(*) Peran keluarga dalam mendidik anak

Tugas mendidik anak adalah tugas utama yang sangat besar perannya terhadap kesuksesan keluarga. Sekaya dan sesukses apapun kehidupan sebuah keluarga, bisa menjadi tak berarti apa-apa ketika anak kita ternyata tidak bisa menjadi pribadi seperti yang diharapkan orangtua, bahkan terjerumus kedalam jurang kesalahan dan kemaksiatan. Maka dari itu Orang Tua amat sangatlah penting perannya dalam membangun,mendidik kepribadian anak. Jika sebagai orangtua tidak bisa mendidik anak dengan benar maka ini akan berdampak buruk bagi perkembangan kepribadian anak, tapi sebaliknya jika setiap orangtua mampu dan mau mendidik anak dengan sangat baik, maka hasil dari kepribadian anak pun menjadi baik. Karena tidak bisa di pungkiri bahwa anak adalah cerminan dari orangtua tersebut.



source : www.google.com/familysimpsons
             www.google.com/peranankeluargadalammembentukkepribadiananak